KETIKA FITNAH MELANDA
Saat ini umat Islam khususnya di negeri- negeri Islam penuh dengan kekacauan, arah mereka tidak menentu, terjebak dalam fitnah yang silih berganti. Baik di level perorangan maupun di level negara. Yang kita ketahui bahaya fitnah itu tidak ada yang memungkirinya. Fitnah itu telah menghancurkan pemukiman masyarakat, fitnah itu telah mengucurkan darah- darah saudara kita, fitnah itu membuat orang- orang yang tadinya istiqomah kemudian ia menjadi melenceng dan menyeleweng dari jalan yang ditentukan
Fitnah itu bermacam- macam, ada yang fitnahnya dalam urusa agamanya, ada yang fitnahnya melanda dunianya. Ada yang terfitnah dalam urusan akal, kehormatan, anak, harta dan aset. Termasuk fitnah yang membolak- balikkan fakta. menjadikan sesuatu yang buruk dipandang baik oleh masyarakat kita, dan sebaliknya juga.
Fitnah itu diturunkan oleh Allah untuk kita umat manusia agar umat mengambil posisi yang tepat untuk menghadapinya. Fitnah bukanlah sebagaimana yang di pahami masyarakat saja, yakni tuduhan yang tidak memiliki dasar, tetapi fitnah sesungguhnya lebih luas dari pada itu. Arti kata fitnah di dalam ayat,"Alfitnatu assyaddu minal qotli (fitnah itu lebih berbahaya daripada pembunuhan)" adalah kekufuran, kesyirikan dan pengusiran penduduk Mekkah dari kota Mekkah.
Ada dua unsur penting ketika kita memahami fitnah:
1. Fitnah adalah segala sesuatu yang menyibukkan atau memalingkan kita dari ketaatan atau menjerumuskan kita kedalam kemaksiatan. Fitnah itu ada yang zohir(nampak) dan da yang bathin (tersembunyi).
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam selalu berdoa:"Ya Allah aku berlindung dari fitnah yang tampak maupun tersembunyi."
Ini merupakan sikap yang pertama ketika terjadi fitnah, yaitu berdo'a, bukan malah malah menceburkan diri kedalam fitnah.
Allahu Ta'ala berfirman:"Sesungguhnya harta dan anak- anak itu adalan fitnah." karena kedua hal itu membuat kita lupa sama Allah. Misalnya ketika miskin rajin datang ke mesjid, tapi setelah kaya tidak lagi. Sebelum punya anak rajin qiyamul lail, dan sholat ke mesjid mulai ditinggalkan.
Allah juga berfirman:"Kami menguji kalian dengan kebaikan dan keburukan." Jadi fitnah bukan saja ujian keburukan, ujian keaikan juga disebut fitnah.
2. Fitnah itu adalah peristiwa atau kondisi tertentu yang menyingkap siapa diri seseorang.
Ada peristiwa- peristiwa yang akhirnya membongkar hakekat diri seseorang. Peristiwa- peristiwa itu menonjolkan siapa lawan dan siapa kawan.
Allah berfirman:"Apakah manusia mengira dengan mengatakan kami telah beriman, lalu mereka tidak difitnah? Kami telah menfitnah orang- orang sebelum mereka."
Ketika misalnya diuji dengan meninggalnya anaknya, maka nanti akan kelihatan apa ia benar- benar ridho dengan kepergian anaknya atau hanya pura- pura.
Allahu Ta'ala juga berfirman:
مَا كَانَ اللَّهُ لِيَذَرَ الْمُؤْمِنِينَ عَلَىٰ مَا أَنْتُمْ عَلَيْهِ حَتَّىٰ يَمِيزَ الْخَبِيثَ مِنَ الطَّيِّبِ ۗ وَمَا كَانَ اللَّهُ لِيُطْلِعَكُمْ عَلَى الْغَيْبِ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَجْتَبِي مِنْ رُسُلِهِ مَنْ يَشَاءُ ۖ فَآمِنُوا بِاللَّهِ وَرُسُلِهِ ۚ وَإِنْ تُؤْمِنُوا وَتَتَّقُوا فَلَكُمْ أَجْرٌ عَظِيمٌ
artinya:
Allah sekali-kali tidak akan membiarkan orang-orang yang beriman dalam keadaan kamu sekarang ini, sehingga Dia menyisihkan yang buruk (munafik) dari yang baik (mukmin). Dan Allah sekali-kali tidak akan memperlihatkan kepada kamu hal-hal yang ghaib, akan tetapi Allah memilih siapa yang dikehendaki-Nya di antara rasul-rasul-Nya. Karena itu berimanlah kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. (QS. Ali-Imron:179)
Dengan apa Allah memisahkan yang beriman dengan yang munafik? Dengan fitnah. Orang- orang munafiqun sholat dibelakang Rasulullah, mereka bermakmum dan bermajlis dengan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam.
Dengan wafatnya Rasulullah, kita juga bisa membaca bahwa ada orang- orang yang murtad sepeninggal beliau, ada yang tidak mau membayar zakat dan ada yang ingin menjadi pemimpin untu menggantikan beliau. Ketika didalam sebuah lembagapun terjadi fitnah, apakah dia berjuang lillahi ta'ala atau hanya ingin sekedar menunjukkan dirimu. Ketika diletakkan di jabatan yang tinggi ia bersemangat berjuang, tetapi ketika dipindahkan posisisnya, ia tidak lagi berjuang seperti saat ia berada diposisi puncak.
Bahkan di kuburpun seseorang akan difitnah. Rasulllah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:"Sungguh kalian semua akan difitnah didalam kubur- kubur kalian." Orang yang mengantarkannya ke kubur mengatakan ia seorang muslim, tetapi ketika ditanyakan oleh malaikat ia hanya mengatakan:"Aaa,uuu, laa adri" (tidak tahu orang- orang mengatakan nabinya Muhammad dan akupun mengatakan Muhammad).
Sikap kita ketika terjadinya fitnah:
1. Tetap beribadah. Ibadah mempunyai makna yang sangat luas sekali. Ibadah adalah ucapan- ucapan maupun perbuatan- perbuatan yang diridhoi Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Ali bin Abu Thalib ketika menggambarkan tentang fitnah ia mengatakan:"Fitnah- fitnah itu ada yang besar dan ada yang kecil. tapi fitnah yang besarpun diawali dengan fitnah- fitnah yang tersembunyi, tapi nanti akan menjadi suatu kekacauan yang besar yang tampak pada semua orang".
Misalnya yang terjadi di Mesir, Libya, ketika orang- orang berhasil menurunkan Khadafi mereka mengatakan negeri akan menjadi makmur, baldatun toyyibatun ghofur. Orang- orang akan mendapatkan haknya, hidup dalam keamanan, Islam akan jaya. Tapi apa yang terjadi sekarang? Mau ke mesjid saja mereka tidak bisa, mereka tidak tahu mana kawan dan mana yang lawan. Mereka yang tinggal di rumah tidak tahu kapan bom itu akan turun menimpa mereka. Ali bin Abu Thalib mengatakan:"Hati- hati yang tadinya istiqomah, bisa menyeleweng gara- gara fitnah. Para lelaki, para tokoh yang tadinya diatas keselamatan akhirnya tersesat karena fitnah. Hawa nafsu manusia saling berselisih ketika fitnah itu menyerang. Barang siapa yang ingin ikut campur kedalamnya (fitnah) maka akan dipatahkan punggungnya. Dan barang siapa yang berjalan di dalam fitnah itu makam fitnah itu akan menghancurkannya.
Banyak hadist- hadist yang disampaikan Raulullah tentang fitna- fitnah akhir zaman. Dkabarkan akan terjadi peperangan, dan banyak pembunuhan, sungai Eufrat kelak akan menyingkap gununf emas. Tidak perlu menyibukkan diri dimana gunung emasnya. Tujuan disampaikannya informasi akhir zaman adalah agar kita terus beribadah dan tidak terfitnah.
Ketika seorang sahabat bertanya:"Kapan kiamat?" Rasulullah mengalihkankannya kepada sesuatu yang lebih bermanfaat denagn menjawab:"Apa yang engakau persiapkan untuk menghadapinya?"
Al-Hafidz Ibnu Hajar Asqaulani ia menjelaskan tenyang informasi yang disampaikan Rasulullah tentang peristiwa akhir zaman, adalah untuk membangunkan orang- orang yang lalai agar segera beramal.
Jadi peristiwa- peristiwa akhir zaman untuk mengingatkan orang- orang agar segera bertaubat kepada Allah. Bukan menyibukkan diri menghitung- hitung waktu datangnya kiamat. Tapi hitunglah amal- amal yang sudah kita kerjakan. dan mempersiapkan diri. Itu semua adalah nasehat- nasehat yang membuat hati itu jadi tergerak menuju Allah 'allamul ghuyub.
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:"Sesungguh dibelakang kalian ada hari- hari yang penuh kesabaran. Bersabar pada hari itu seperti memegang bara api, Tetapi orang yang beramal pada hari itu (saat kekacauan/fitnah terjadi) dia akan mendapatkan pahala seperti pahala 50 orang yang mengamalkan itu diantara kalian." Sahabat bertanya:"Apakah 50 orang dari mereka?" Rasulllah menjawab:"50 orang dari kalian."
Ma'qil bin Yassar dalam Shahih Muslim meriwayatkan, bahwa Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa Sallam bersabda:"Ibadah di waktu Harj (waktu orang bertikai) itu seperti hijrah menuju kepadaku."
Para ulama menjelaskan ibadah di waktu harj dikatakan seperti orang yang hijrah, karena dia pergi membawa agamanya dari tempat yang ia takuti (tempat kacau) menuju tempat yang aman, dimana dia bisa menegakkan agamanya.
2. Berhati- hati dalam menta'wilkan peristiwa yang terjadi. Tidak mudah- mudah mengeluarkan pendapat. Abdullah bin Mas'ud berkata,"Nanti akan terjadi peristiwa- peristiwa besar, perkara- perkara syubhat, perkara- perkara yang didalamnya ada unsur kesebenaran tapi ada juga unsur kesesatan, didalamnya ada unsur kebaikan tapi ada juga unsur keburukan. Sikapmu ketika itu berhati- hati. Jangan terburu- buru mengeluarkan pernyataan-ini adalah nasehat ulama kepada tabi'in- Engkau menjadi pengikut dalam kebaikan itu lebih baik daripada menjadi komandan dalam kejahatan."
3. Menyerahkan urusan kepada ahlinya. Allah berfirman:"
وَإِذَا جَاءَهُمْ أَمْرٌ مِنَ الْأَمْنِ أَوِ الْخَوْفِ أَذَاعُوا بِهِ ۖ وَلَوْ رَدُّوهُ إِلَى الرَّسُولِ وَإِلَىٰ أُولِي الْأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنْبِطُونَهُ مِنْهُمْ ۗ وَلَوْلَا فَضْلُ اللَّهِ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَتُهُ لَاتَّبَعْتُمُ الشَّيْطَانَ إِلَّا قَلِيلًا
Artinya:
Dan apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan, mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri). Kalau tidaklah karena karunia dan rahmat Allah kepada kamu, tentulah kamu mengikut syaitan, kecuali sebahagian kecil saja (di antaramu). (QS.An-Nisa':83)
Setiap berita yang di terima hendaknya diserahkan kepada ulil amri dan ulama diantara kita. jadi kita hendaknya menahan diri dari berbicara dan mengeluarkan pendapat bagi orang awwam.
Peristiwa Suriah. Ketika rakyat Suriah hendak memberontak kepada pemerintah saat itu sebagian ulama menasehati:"Jangan (memberontak) hendaklah kalian sabar menghadapi pemerintah Bassar al-Assad." Tidak hanya ulama- ulama yang di Saudi tapi yang di Mesir,Yaman menasehati orang- orang Suriah yang bertanya saat itu. Tapi apa kata mereka,"Ulama negeri ini lebih mengerti dengan posisi negeri ini." Akhirnya diikuti ulama yang memfatwakan untuk jihad, itu mungkin ijtihad untuk memberontak pada pemerintahan. Bassar al-Assad memang telah dihukumi kafir oleh para ulama karena ucapan- ucapannya itu. Tapi apakah dengan memberontak itu sesuatu yang tepat? Kita disuruh bersabar. Selanjutnya apa yang terjadi di Suriah? Berjuta- juta rakyat yang mati. Dan yang mereka dapatkan adalah kehinaan. Akhirnya mereka harus meninggalkan Aleppo, Suriah, dan terlantung- lantung hidup di negeri orang. Mereka kebingungan.
Jadi ketika terjadi fitnah ditengah- tengah kita, maka kita serahkan urusannya kepada ulama. Dan ketika ulama berbeda pendapat maka kita hati- hati. Mungkin ulama yang melarang itu lebih benar. Banyak yang berpendapat ulama ini ekor- ekornya barat, karena duit. Banyak ungkapan- ungkapan seperti itu untuk ulama di Saudi umpamanya. Mereka dikatakan ulama- ulama sulton, umala'.
Kejadian hisbullah. Mereka memuji- muji Hisbullah. Siapa hisbullah? Mereka yang mengatakan "go to hell" Amerika. laknatullah 'ala izrael, mereka katanya berjuang untuk Islam. Ulama- ulama yang tidak sepakat dengan Hisbullah, mereka yang menjelaskan kebobrokan hisbullah, kebobrokan Iran, itu mereka dicela oleh ulama dan murid- muridnya ulama. Sekarang ketika terjadinya fitnah di Suriah maka tampaklah siapa sebenarnya Hisbullah. Dia malah berbagabung dengan Iran dan Rusia untuk membantai Ahlus Sunah wal Jama'ah.
4. Bila engkau tidak mendapatkan alasan yang tepat dalam urusan fitnah itu, maka engkau hindari semuanya. Jika tidak jelas bagimu suatu urusan itu hendaklah antum uzlah.
Rasulullah bersabda,"Sesungguhnya didepan kalian ada fitnah- fitnah seperti potongan- potongan malam yang gelap- gulita. Pagi harinya seseorang dalam keadaan beriman, dan pada sore harinya ia sudah kafir. Dan sore harinya masih beriman, dan pada pagi harinya ia menjadi kafir. Orang yang duduk lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan lebih baik daripada orang yang berlari." Rasulullah ditanya,"Lalu apa nasehatmu untuk kami ketika fitnah itu terjadi?" Rasulullah menjawab,"Jadilah kalian tikar- tikar rumah kalian." (HR.Abu Daud)
Rasulullah juga berpesan ketika fitnah terjadi,"Ketika itu terjadi, jaga lisanmu. engkau tinggal di rumahmu, rumah itu cukup buatmu, dan engkau menangis atas dosa- dosamu."
(HR. Turmidzi)
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam juga mengatakan,"Sesungguhnya orang yang berbahagia adalah orang yang dihindarkan dari fitnah, orang yang berbahagia adalah orang yang dihindarkan dari fitnah, orang yang berbahagia adalah orang yang dijauhkan dari fitnah. Rasulullah mengulangnya hingga 3kali) dan orang diuji kemudian dia bersabar." (HR. Abu Daud)
Jadi ketika terjadi fitnah, Rasulullah memerintahkan sahabat untuk tetap tinggal di rumah masing- masing. Dan itu dilakukan oleh para sahabat. Sebagaimana ketika terjadi peperangan di Madinah, ini terjadi di masa Tabi'in dan masih ada para sahabat pada waktu itu. Orang- orang datang kepada Abdullah bin Umar dan berkata,"Kenapa engkau tidak ikut berperang bersama kami? Bukankah engkau sudah mengetahui pemimpinnya, sudah minum- minum (pemimpinnya dijelek- jelekkan), dan bukankah Allah telah berfirman:"Perangi mereka supaya tidak terjadi fitnah." Abdullah bin Umar tidak ikut- ikut dengan mereka. Beliau padahal saat itu adalah seorang ulama. Beliau samasekali menjaga diri. Lalu dua yang datang ini didudukkan oleh Abdullah bin Umar di hadapannya. Dan Abdullah bin Umar berkata," iya ayat itu turun kepada kami. Kita semua telah berjuang bersama Nabi, sehingga tidak terjadi fitnah. sedangkan kalian mau berperang ini agar terjaadi fitnah."
Dan Rasulullah juga ditanya oleh Abi Sa'id Al-Khudri,"Tapi bagaimana ketika terjadinya fitnah, dan orang- orang mendatangiku di rumahku dan membunuh aku?" Rasulullah menjawab,"Jadilah engkau yang terbaik diantara dua anak Adam, Habil dan Qabil. Kalau engkau hendak membunuhku, tafadhol. Aku tidak akan membunuhmu."
Rasulullah bersabda,"Akan terjadi fitnah yang membersihkan bangsa Arab, membunuh mereka, yang terbunuh itu di neraka. Lisan pada masa itu lebih dahsyat daripada tebasan pedang. (HR. Ibnu Majah)
Ibnu Taimiyah dalam kitab Minhajus Shalihin,"Fitnah- fitnah itu akan diketahui kejahatan- kejahatannya kalau sudah lewat. adapun ketika fitnah itu datang, maka ia datng dengan penuh hiasan yang indah. Dan orang- orang mengira ada banyak kebaikan dalam fitnah itu. Ketika fitnah itu sudah terjadi dan bala' itu sudah tampak maka orang- orang akan merasakan pahitnya fitnah tersebut maka orang- orang ingin kembali ke masa sebelum fitnah terjadi."
Misalnya kasus di Libya ketika orang- orang sudah merasakan pahitnya fitnah tersebut, maka orang- orangpun ingin kembali ke masa pemerintahan Khadafi.
5. Berdo'a. Mendo'akan kebaikan untuk pemimpin.
Allah telah berfirman,
إِنْ يَنْصُرْكُمُ اللَّهُ فَلَا غَالِبَ لَكُمْ ۖ وَإِنْ يَخْذُلْكُمْ فَمَنْ ذَا الَّذِي يَنْصُرُكُمْ مِنْ بَعْدِهِ ۗ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
Artinya:
Jika Allah menolong kamu, maka tak adalah orang yang dapat mengalahkan kamu; jika Allah membiarkan kamu (tidak memberi pertolongan), maka siapakah gerangan yang dapat menolong kamu (selain) dari Allah sesudah itu? Karena itu hendaklah kepada Allah saja orang-orang mukmin bertawakkal. (QS. Ali- Imron:160)
Pada Perang Uhud umat Islam mengalami kekalahan, karena melanggar perintah Rasulullah untuk tidak meninggalkan bukit, meskipun dengan ijtihad. Sekitar 70 sahabat yang tewas ketika itu. Allah memberikan kekalahan kepada mereka karena melanggar satu saja perintah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi wa Sallam. Bagaimana dengan kita saat ini yang banyak melanggar perintah Allah? Jadi ketika permohonan kita belum kunjung dikabulkan Allah, hendaklah kita terus- menerus mengintrospeksi diri sendiri.
(Kajian: Ustadz. Dr. Syafif Riza Basalamah)